Indralaya – Bertempat di Ruang Rapat UPTB Kebun Raya Sriwijaya, kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari tahapan penelitian yang diatur dalam Permendagri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah. Sebagai informasi, pada tahun anggaran 2023 UPTB Kebun Raya Sriwijaya melaksanakan 2 (dua) kegiatan penelitian yaitu 1) Penelitian Serapan Karbon yang bekerja sama dengan Pusat Riset Ekologi dan Etnobotani- BRIN dan 2) Penelitian Pewarna Alami yang bekerja sama dengan Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya dan Kehutanan-BRIN.
Dalam seminar ini disampaikan butir-butir penting diantaranya:
- Penelitian Serapan Karbon:
- Karakteristik vegetasi di Kebun Raya Sriwijaya terdiri dari 3 macam yaitu: Kebun monokultur, Kebun Polikultur dan Hutan Sekunder. Vegetasi monokultur A. angustilobamemiliki serapan karbon tertinggi untuk kategori serapan karbon di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah maupun serasah;
- Serapan karbon dalam bentuk gambut diketahui telah mengalami pengurangan relatif banyak diakibatkan kebakaran lahan tahun 2015 dan 2019;
- Tanaman monokultur juga diketahui menghasilkan serasah lebih banyak. Artinya, tanaman monokultur diprediksikan mampu meningkatkan akumulasi gambut lebih cepat;
- Kunci penambahan massa gambut yang menjadi prasyarat utama adalah menjamin tinggi muka air tanah tidak lebih rendah dari - 40 cm dari permukaan tanah;
- Penelitian Pewarna Alami:
- Melastoma malabathricum merupakan tanaman semak dominan di lahan gambut sehingga ketersediaannya sebagai bahan baku pewarna alami akan tetap terjaga;
- Identifikasi metabolit sekunder yang dilaksanakan di laboratorium BRIN menunjukkan buah dan daun seduduk tidak mengandung senyawa kimia yang berpotensi menyebabkan gatal di kulit apabila digunakan sebagai pewarna tekstil.
Dalam seminar ini terdapat beberapa masukan penting sebagai tindak lanjut hasil penelitian diantaranya:
- Kepala Balitbangda Sumsel Dr. Drs. H. Alamsyah, M.Pd: Hasil penelitian pewarna alami perlu dipastikan menghasilkan produk yang dapat digunakan oleh UMKM pengerajin wastra Sumsel. Adapun hasil penelitian karbon perlu dipastikan dapat berkontribusi dalam penurunan emisi gas rumah kaca terutama sebagai baseline dalam estimasi serapan karbon dalam skala Provinsi Sumatera Selatan;
- Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi Nuryanto, DCN, M.Kes: Hasil penelitian pewarna alami berpotensi untuk di-scale up dalam skema penelitian bersama dengan Kementerian Perindustrian, utamanya menghasikan produk lokal yang dapat mensubstitusi barang impor;
- Kepala UPTB Science Techno Park Sumatera Selatan Dr. Ir. Nila Mayang Sari, MBA: Hasil penelitian karbon dapat dilanjutkan dengan jejaring NGO yang sudah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sehingga dapat dijadikan bagian dalam pengajuan insentif perubahan iklim melalui pengurangan emisi karbon dari sektor kehutanan. Adapun terkait pewarnaan alami hendaknya juga menggunakan bahan tekstil high-grade yang dipasarkan kepada kelompok menengah atas.
- Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan Ika Oktavianti, SE, M.Kom: Hasil pewarnaan alami perlu dipromosikan lebih luas penggunaannya dalam wastra Sumsel