Bertempat di Hotel Santika Radial Tanggal 7 September 2023, di hadiri Ibu Karmelina, S.E,.M.M. selaku Kasubbid Ekonomi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Acara di buka oleh Bapak Hari Wibawa, S.P., M.M selaku Kabid Perekonomian dan Pendanaan Pembangunan Bappeda Provinsi Sumatera Selatan, narasumber bapak H. Fachrurrozie Sjarkowi, Ph.D anggota Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Provinsi Sumatera Selatan, Ibu Marpaleni, MA, Ph.D dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatran dan dari GIZ. Acara dihadiri oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov. Sumsel, Dinas Perkebunan Prov. Sumsel, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Sumsel, Dinas Kehutanan Prov. Sumsel, DPMPTSP Prov. Sumsel, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Sumsel, Dinas Koperasi dan UMKM Prov. Sumsel.
Indonesia telah menandatangani pernyataan transisi batubara ke energi bersih global bersama empat Negara ASEAN lainnya (Brunei Darussalam, Filipina, Singapura dan Vietnam). Menurut data, sumber dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kondisi Sampai dengan September 2022. Produksi batubara terbesar di Sumatera tahun 2022 sebesar 89.974.378 Ton, dimana Sumatera Selatan sebagai peringkat pertama 63.715.284 Ton (70,81%), dilanjutkan Provinsi Jambi 14.447.014 Ton (16,06%), Aceh 5.631.960 Ton (6,26%), Bengkulu 3.228.661 Ton (3,59%), dan ke lima Provinsi Riau 2.272.535 Ton (2,53%). Dengan demikian daerah penghasil batubara akan mengalami dampak dari segi ekonomi yang lebih signifikan, dengan terjadi pengurangan pendapatan pemerintah daerah dari sektor tambang. Nilai ekspor dan neraca pembayaran akan mengalami penurunan, dan perkiraan dari serapan tenaga kerja 1,2 % (asumsi 1 naker = 1000 ton pertahun). Namun transisi batubara juga memberikan beberapa dampak baik dari lingkungan, misalnya peningkatan kualitas udara, penurunan emisi khususnya di wilayah PLTU, Pengurangan debu akibat aktifitas tambang, perbaikan kualitas tanah, serta peningkatan ketersediaan air bersih.
Bapak H. Fachrurrozie Sjarkowi, Ph.D, memaparkan materi Strategi-Taktis Sumsel Manata Keberlanjutan Pembangunan ke Depan dengan tema” Ekonomi Kerakyatan” (Kenali Aneka Tantangan dan Peluang Ekonomi Kerakyatan) di Sumatera Selatan, bahwa Tantangan Bisnis di Sumsel Ke Depan ada 4 (empat) yaitu :
1) Antisipasi bentuk sumber nafkah pasca PETI-Migas & Batubara;
2) Antisipasi bentang lahan pasca tambang Batubara & Batubata;
3) Antisipasi bencana akibat perambahan di wilayah rentan sentuhan;
4) Antisipasi boomerang surplus produksi agroindustri unggulan.
Sedangkan untuk Peluang Bisnis Kerakyatan Sumsel seperti :
1) Banyak lonjakan permintaan aneka hasil pertanaman obat herbal.
2) Banyak limpahan bahan untuk agroindustri pakan & produk unggulan.
3) Banyak limbah organik bagi pertanian Agrotrisula dan SUPK andalan.
4) Banyak lokasi objek wisata dan dapur korporasi sebagai pasar lokal.
dilanjutkan dengan memaparkan “Bangun Ekonomi Holistik Makro Wilayah dan Mikro Usaha (Stratak wujudkan Visi Misi Bangda Pola THIS Tematik, Holistik, Terpadu dan Sitematik), Integrasi Proses Pemberdayaan (dari Prilaku Usaha tani Menjadi Prilaku Agribisnis & Agroindustri Komersial), Totalitas Sistem Agribisnis, Sasaran Pertimbangan Manajemen dan Wirausaha.
Ibu Marpaleni, MA, Ph.D memaparkan tentang Potensi Perekonomian di Sumatera Selatan dan sector penggerak pada PDRB. Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan tahun 2022 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 591,60 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 343,48 triliun. Ekonomi Provinsi Sumatera Selatan tahun 2022 tumbuh 5,23 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 14,67 persen. Sementara dari sisi pengeluaran terutama didorong oleh Komponen Ekspor Luar Negeri yang tumbuh sebesar 41,57 persen. Ekonomi Provinsi Sumatera Selatan triwulan IV-2022 terhadap triwulan IV-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,23 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 13,17 persen. Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Luar Negeri yaitu sebesar 32,99 persen. Ekonomi Provinsi Sumatra Selatan triwulan IV-2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,74 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan mengalami kontraksi terdalam sebesar 12,56 persen. Sementara dari sisi Pengeluaran, Komponen Ekspor Luar Negeri mengalami kontraksi sebesar 16,15 persen.
Dalam upaya peningkatan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan upaya transisi batubara memuat isu permasalahan utama yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumatera Selatan. Pemerintah terus berupaya untuk melakukan transformasi ekonomi. Dalam rangka antisipasi dampak transisi batubara di Sumatera Selatan perlu adanya pengalihan secara bertahap penggunaan energi fosil ke energi terbarukan, salah satunya dengan mempersiapkan transformasi ekonomi daerah dari batubara menuju kegiatan ekonomi yang lebih berkelanjuatan, agar masyarakat Sumatera Selatan memiliki pekerjaan jangka panjang yang layak sekaligus dapat menciptakan lingkungan yang aman dan sehat guna Sumsel maju untuk semua.