Prima Tani Sawah Intensif di Kabupaten Musi Rawas Sumsel

LembagaBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumsel
PenelitiIr. Yanter Hutapea, M.Si
Email
No. Telp / HP
Tahun Riset2007
Bidang PenelitianPangan - Pertanian
Kegiatan RisetPrima Tani Sawah Intensif di Kabupaten Musi Rawas Sumsel
Kota/Kabupaten
SumberDIPA
SDM RisetJumlah = 0, S3 = 0, S2 = 2, S1 = 2, S0/D3 = 0, SLTA = 0
SDM AdministrasiJumlah = 0, S3 = 0, S2 = 0, S1 = 0, S0/D3 = 0, SLTA = 1, SLTP = 0
Infrastruktur Riset
Infrastruktur Pendukung
Mitra Industri
Mitra Lembaga Pemerintah
Mitra Perguruan Tinggi
Mitra Masyarakat (LSM, Perorangan)Kelompok Tani Setempat
Output- Kajian teknologi
OutcomeImplementasi teknologi padi berupa penerapan teknologi budidaya 6 kelompok, penangkar benih 9 varietas, sapi beranak 6 ekor, ikan penyelang 20 petani, minapadi legowo 10 petani dan budidaya jamur 2 unit. ; Inisiasi kelembagaan berupa pembinaan di 6 kelompok, pembinaan gapoktan 1 gabungan kelompok, inisiasi lembaga bermediasi 1 lembaga

Abstrak

Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) di Lahan Sawah Intensif Desa S. Kertosari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan sudah dimulai pelaksanaannya sejak TA. 2005 dan direncanakan pelaksanaanya sampai dengan TA.2009. Tujuan unmum yang akan dicapai pada pelaksanaannya Prima Tani ini adalah Membangun Laboratorium Agribisnis sebagai model percontohan Agribisnis Industri Pedesaan (AIP) berbasis inovasi yang merupakan perpaduan sistem inovasi teknologi clan kelembagaan perdesaan. Sedangkan yang menjadi tujuan pada TA.2007 adalah : (1) Melanjutkan perluasan jejaring kerja (sosialisasi, koordinasi) daklam rangka memasyarakatkan Prima Tani dan meningkatkan kontribusi stake holder (dinas/instansi terkait, wasta, lembaga permodalan ) mendukung Prima Tani, (2) Pemantapan rancangan laboratorium agribisnis dalam kawasan desa can menginisiasi replikasi implementasi teknologinya di desa sekitar. (3) Meningkatkan kemampuan SDM (pendamping clan petani) dalam implementasi inovasi teknologi, baik teknis maupun kelembagaan (unit usaha dalam gapoktan, kelembagaan penyuluhan. (4) Menginisiasi pembentukan lembaga bermediasi (5) Pemantapan dan peningkatan kemampuan Klinik Agribisnis ( penguatan facilitator lapangan/seksi peragaan teknologi, seksi pengembangan SDM, seksi pelayanan informasi/perpustakaan, dan seksi promosi clan pengembangan usaha). (6) Melanjutkan Inisiasi model dan profit usaha tani potensial (padi, sapi dan atau ikan) sesuai kondisi biofisik, social can ekonomi masyarakat berbasis teknologi inovasi. Ruang Lingkup Kegiatan meliputi : (1) sosialisasi, Koordinasi dan Advokasi (2) Pelaksanaan Pemahaman Perdesaan secara Partisipatif (PRA) (3) Survei Pendasaran (Baseline Survey) (4) Perancangan Laboratorium Agribisnis (5) Implementasi terbatas teknologi inovasi (padi, ternak sapi, ikan can jamur) (6) Inisiasi kelembagaan AIP. Selain itu, juga dilakukan kegiatan diseminasi seperti : pelatihan, magang dan studi banding petani can petugas serta peragaan teknologi clan hasil yang dicapai kepada petani baik dalam maupun luar desa melalui pertemuan-pertemuan. Hasil pelaksanaan yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Terjadinya peningkatan produktivitas padi dari 4,7 ton GKP/ha (sebelum pelakasanaan prima tani) menjadi 5,20 – 6,75 ton GKP/ha (diluar plot penangkaran) setelah diinovasi teknologi, menunjukkan adanya peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengadopsi inovasi pertanian. Penangkaran benih padi pada MK 2006 memperlihatkan bahwa varietas Cimelati menunjukkan prodiktivitas GKP tertinggi sebesar 8,6 ton/ha, sedangkan terendah varietas Way Apo dan Cisantana sebesar 5,2 ton/ha, Sedangkan pada MK 2007 memberikan kisaran produksi antara 5.33 ton GKP/ha (varietas Setail) sampai dengan 8,68 ton GKP/ha (varietas Aek Sibundong). 2. Inovasi teknologi usaha tani padi pelaksanaanya terns berkembang dan sudah dilakukan secara massal melalui kegiatan Dinas Pertanian kabupaten. Penyebaran penggunaan varietas akibat produktivitas padi unggul baru yang tinggi pada penangkaran benih can sudah digunakan oleh kelompok tani di 20 desa sekitar. Sealain itu juga terjadi peningkatan pendapatan petani daRI usaha padi, usaha pemeliharaan ternak melalui penggemikan dan pembibitan can dari usaha pemeliharaan ikan melalui penerapan sistem penyelang dan minapadi. Terjadi juga peningkatan pendapatan rumah tangga petani pada tahun 2006 dan 2007 dibanding keadaan awal tahun 2005. 3. Pada inovasi kelembagaan, target untuk membentuk klinik agribisnis sebagai wadah untuk melayani teknologi informasi teknologi pada petani dan tercapai pada tahun 2005 memiliki seksi : informasi/perpustakaan, peragaan teknologi pengembangan sumberdaya manusia, promosi/pengembangan usaha. sudah terbentuk kelembagaan Gapoktan Prima Sari yang merupakan gabungan dari 6 kelompok tani, 3 kelompok lumbung pangan, P3A, clan regu pengamat hams. Dalam Gapoktan tersebut terdapat unit usaha : produksi, sarana produksi, alsintan dan pengolahan hasi, pemasaran can kemitraan. secara mandiri diluar gapoktan, kelembagaan pasta panen seperti penggilingan padi sudah eksis berdiri. Selain itu masyarakat secara swadaya sudah membentuk lembaga financial yaitu koperasi mandiri yang saat ini beranggotakan 25 orang. Inisiasi kelembagaan bermediasi sudah terjadi antara gapoktan (unit pemasaran dan kemitraan) dengan perusahaan yang membeli benih padi petani. 4. Beberapa permaslahan yang terjadi pada inovasi teknologi adalah (i). Ketersediaan input teknologi (ii). Penggunaan tenaga kerja yang lebih tinggi (iii). Efesiensi usaha tani pada cara yang baru tidak begitu berbeda dengan cara lama (w). Tidak semua inovasi diikuti dengan penggandaan teknologi. Permasalahan pada penumbuhan clan pengembangan kelembagaan adalah : (i). Kesiapan SDM pengelola (ii). Daya serap pasar terhadap produk tertentu yang rendah (iii). Harga hasil komoditi pertanian yang tertentu rendah. Sedangkan pada sistem informasi pelayanan dan penyuluhan agribisnis terlihat bahwa klinik agribisnis relatif jarang clikunjungi petani untuk mencari informasi teknologi dari media cetak yang tersedia. 5. sebagai tindak lanjut dari permasalahn yang ada maka rencana tindak lanjut kegiatan yang akan dilakukan adalah : (i). Implementasi Teknologi Inovasi Komuditas Padi, ternak sapi, ikan dan jamur (ii). Pelatihan petugas can petani (iii). Pembinaan petani melalui pertemuan kelompok dan gapoktan, (iv). Pertemuan penyuluh dan tim klinik agribisnis, (v). Rapat teknis dan koordinasi. 6. Respon dari dinar /instansi terkait cukup baik dalam mendukung kegiatan Prima Tani seperti : (A). Bappeda MURA : Fasilitas/sinkronisasi kegiatan dinas/instansi terkait dilokasi Prima Tani, (B). Dinas Pertanian Kabupaten : (i). Pemasyarakatan Varietal Unggul Baru tanaman padi (ii). Program P2BN (iii). Penanaman Padi Organik (iv). Penigkatan mutu intensifikasi, (v). Pengembangan Lumbung Pangan, (C). Dinas peternakan dan Perikanan Kabupaten : (i). Pengadaan sapi (11 ekor) mendukung kegiatan pembibitan dan (ii). Pengadaan 220 ekor itik untuk dikembangkan (iii). Pengembangan hijauan makanan ternak. (D). UPTD Balai Pengawasan can Sertifikasi Benih. Bimbingan kepada petani dan pelaksanaan sertifikasi benih. (E). Dukungan staf instansi terkait (Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dians Perinclustrian dan Perdagangan) dalam pertemuan dan pelatihan petani.